INIKLIK.ID – Pemerintah Kabupaten Bulukumba memfasilitasi pertemuan Koordinasi Program Pencegahan HIV AIDS untuk Mitra Kerja Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Bulukumba. Pertemuan yang dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Andi Edy Manaf ini berlangsung di ruang rapatnya, Kamis 17 Juli 2025.
Wakil Bupati juga ex offiicio sebagai Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten (KPAK) Bulukumba merupakan lembaga koordinatif lintas sektor yang memiliki mandat untuk mengoordinasikan pelaksanaan program penanggulangan HIV dan AIDS.
Pertemuan koordinasi ini bertujuan untuk menyamakan persepsi, memperkuat komitmen, serta menyusun langkah strategis pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS secara terintegrasi dan berkelanjutan.
Harni Ishak dari KPAK Bulukumba menjelaskan bahwa pertemuan tersebut bertujuan meningkatkan pemahaman mitra kerja tentang situasi epidemi HIV di Kabupaten Bulukumba. Selain itu untuk mengidentifikasi peran dan kontribusi masing-masing instansi dalam program pencegahan HIV AIDS, termasuk menguatkan jejaring kerja antar instansi dan lembaga terkait.
Lebih lanjut, Harni menjelaskan bahwa berdasarkan data per Juni 2025 ada 236 bersatu On ARV atau orang yang sedang menjalani pengobatan dengan obat antiretroviral (ARV) baik di rumah sakit maupun di Puskesmas.
Menurutnya angka ini baru yang ketahuan atau secara sadar melakukan pengobatan.
“Kasus HIV AIDS di Bulukumba ibarat gunung es, yang keliatan baru di permukaan padahal kemungkinan besar sudah banyak menyebar di tengah tengah masyarakat,” ungkapnya.
Dari 236 orang itu, lanjutnya terdiri dari laki laki 189 orang dan perempuan 47 orang. Sementara faktor resiko didominasi karena hubungan Lelaki Seks Lelaki (LSL) sebanyak 115 orang, pelanggan wanita pekerja seks 48 orang, waria 14 orang, penasun 8 orang, pasangan yang beresiko tinggi (Risti) 18 orang dan anak 4 orang.
Berdasarkan data tersebut, kondisi ini sangat memprihatinkan utamanya bagi hubungan LSL oleh karena perilaku LSL tidak konsisten berpasangan, mereka bisa ganti ganti pasangan. Sehingga potensi penularannya sangat besar.
“Dulu penularan HIV banyak melalui pengguna narkoba suntik (penasun), tapi sekarang sudah didominasi oleh hubungan LSL,” ungkap Harni.
Sementara itu, Wabup Edy Manaf berpandangan bahwa setiap kemajuan suatu daerah, pasti memiliki resiko atau dampak yang ditimbulkan. Ada beberapa faktor yang mendukung efek negatif itu seperti pertumbuhan penduduk, gaya hidup dan ekonomi yang semakin bergerak sehingga perkembangan tersebut secara tidak langsung memberikan efek sosial.
“Kita tidak bisa menafikan bahwa kehidupan sosial kita saat ini juga tidak lepas dari aspek narkoba, dan perceraian dalam keluarga, maupun perilaku menyimpang lainnya,” ungkapnya.
Olehnya itu, Edy Manaf berharap pemerintah daerah dan stakeholder juga harus siap menghadapi dan mencegah terjadinya penyimpangan tersebut, khususnya bagi generasi muda.
“Langkah langkah kita sudah harus terukur dan tegas. Kita akan mengintensifkan razia rumah rumah kost yang disinyalir menjadi tempat perilaku hubungan menyimpang itu,” cetus Edy Manaf.
Ia juga meminta untuk secara aktif melalui berbagai media dan ruang, untuk melakukan edukasi terhadap pencegahan penularan HIV AIDS di kalangan pelajar di sekolah sekolah. Menurutnya anak sekolah sangat rentan terpengaruh pada perilaku perilaku seperti LSL dengan iming iming uang atau materi lainnya.
Disadari bahwa dalam pencegahan dan penjangkauan penularan HIV AIDS ini memiliki tantangan yang cukup berat, karena pada umumnya banyak penderita tidak mau melaporkan dirinya dan melakukan pengobatan karena adanya stigma sosial yang sangat negatif bagi orang dengan status HIV AIDS atau ODHIV.(*)
Eksplorasi konten lain dari iniklik
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.