Komisi IV DPR RI: Produksi Surplus 3,7 Juta Ton, Harga Beras Bukan Tugas Mentan Amran

INIKLIK.ID  – Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS, Riyono, mengapresiasi kinerja Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang dinilai berhasil menjaga produksi dan stok pangan nasional tetap aman dengan surplus 3,7 juta ton beras.

Ia menegaskan, fokus utama Kementerian Pertanian (Kementan) memang menjaga ketersediaan dan produksi pangan, sementara urusan harga beras merupakan kewenangan lembaga terkait lainnya.

Bacaan Lainnya

“Saya apresiasi kinerja Kementan mulai dari panen yang meningkat dan stok yang cukup. Saya sarankan Pak Mentan fokus pada produksi, mohon ditahan dulu untuk bicara soal harga,” ujar Riyono dalam rapat kerja Komisi IV DPR RI bersama Menteri Pertanian di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (3/9).

Riyono meminta agar ke depan Kementan dalam komunikasi publik lebih menekankan kondisi stok beras nasional yang saat ini dalam keadaan aman. Menurutnya, pesan ini penting agar masyarakat terupdate terkait persoalan stok pangan.

Baca Disini  Mentan Amran Ungkapkan Duka dan Sampaikan Santunan ke Keluarga Korban Demonstrasi

“Kedepan, lebih fokus untuk membicarakan stok kita aman, rakyat gak perlu khawatir, tapi kalau misal ada urusan yang lain beras kita gak ada maka biar kemudian yang lain menyampaikan. Itu usul saya,” tambah Riyono.

Riyono juga menekankan pentingnya peningkatan anggaran sebagai syarat utama memperkuat sektor pertanian dan mewujudkan swasembada pangan.

“Kalau kita mau maju dan swasembada, anggaran pertanian minimal 5 persen dari APBN. Saat ini Rp40 triliun itu baru 1,3 persen. Saya tetap komitmen mendukung sektor pertanian dengan anggaran yang lebih besar. Ini kan belum final, masih dibahas di Banggar, dan saya harap bisa tembus 1,5–2,5 persen atau sekitar Rp75 triliun,” tambahnya.

Sejalan dengan itu, Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Golkar, Firman Soebagyo, turut memberikan apresiasi atas perjuangan Kementan yang pada tahun anggaran 2026 memperoleh alokasi Rp40 triliun.

Baca Disini  Plt Kepala DPPKB Kota Makassar Saat Hadiri Kegiatan MADANI Care Stunting

Menurutnya, dukungan anggaran ini menjadi sinyal positif bagi kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional.

“Kami apresiasi perjuangan Kementan, karena di tahun anggaran 2026 telah mendapat anggaran Rp40 triliun. Ini sebuah capaian penting dan perjuangan yang tidak mudah,” ujar Firman.

Firman menegaskan bahwa anggaran harus diarahkan pada program-program yang memberi dampak nyata bagi petani, mulai dari pembangunan infrastruktur pertanian, irigasi, jalan usaha tani, hingga investasi produktif.

Ia juga mengapresiasi penyerapan gabah yang kinerjanya terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.

“Kami mendukung sepenuhnya langkah pemerintah dalam penyerapan gabah yang saat ini jauh lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ini merupakan kinerja yang terukur,” lanjut Firman.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa dukungan anggaran akan diperkuat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Bidang Pertanian 2026.

Menu kegiatan DAK mencakup pembangunan jalan pertanian, renovasi puskeswan, screen house hortikultura modern, unit olah pakan ternak, prasarana pascapanen perkebunan, bangsal pascapanen hortikultura, revitalisasi rice milling unit (RMU), hingga pembangunan balai penyuluhan pertanian.

Baca Disini  Fokus Infrastruktur, Sekda Zulkifly Harap IAPI Sulsel Bantu Program Mulia

“DAK Fisik Pertanian 2026 menjadi instrumen penting agar anggaran benar-benar sampai ke daerah. Dengan DAK ini, infrastruktur pertanian dapat diperkuat dari hulu hingga hilir, sehingga petani merasakan langsung manfaatnya,” tegas Mentan Amran.

Ia menambahkan, arahan Presiden Prabowo untuk mempercepat peningkatan produksi pangan strategis tetap menjadi prioritas utama.

Hilirisasi, menurut Ketua Umum Ikatan Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin ini, juga terus didorong untuk menciptakan nilai tambah, membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan petani, menekan impor, serta memperkuat ekspor.

“Fokus utama Kementan adalah meningkatkan produksi pangan strategis, memperkuat infrastruktur, menyediakan benih unggul, alsintan, pupuk bersubsidi, serta mendorong hilirisasi. Semua itu bertujuan agar petani semakin sejahtera, ketergantungan impor bisa ditekan, dan pertumbuhan ekonomi nasional terus didorong,” pungkasnya.

Loading


Eksplorasi konten lain dari iniklik

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan