INIKLIK.ID – Ada yang menarik dari Takalar pekan ini. Bupati Mohammad Firdaus Daeng Manye memecahkan rekor dengan meluncurkan tujuh koperasi desa sekaligus.
Sekilas tampak sederhana hanya acara peluncuran.
Namun di baliknya tersimpan pesan mendalam: visi besar nasional Asta Cita Presiden Prabowo kini menemukan denyutnya di desa, melalui kerja nyata seorang kepala daerah yang memahami arah perubahan.
Koperasi bukan sekadar wadah ekonomi rakyat, tapi simbol kemandirian dan keadilan sosial.
Di tangan Daeng Manye, koperasi menjadi alat pemerataan dan penguatan ekonomi desa bukan proyek singkat, melainkan strategi panjang untuk menegakkan kedaulatan ekonomi lokal.
Di sinilah titik temu antara Asta Cita dan visi Takalar Maju: sama-sama berangkat dari keyakinan bahwa pembangunan sejati dimulai dari bawah, dari rakyat sendiri.
Namun ada hal lain yang tak kalah penting: komitmen dan konsistensi.
Dua kata sederhana, tapi sering kali menjadi barang langka di dunia birokrasi dan politik.
Daeng Manye menunjukkan bahwa merancang visi besar itu mudah, tetapi menjaganya tetap lurus dan dikerjakan dengan tekun itulah yang sulit.
Ia bukan hanya berbicara tentang pemberdayaan, tapi benar-benar menyiapkan ekosistemnya: koperasi hidup, unit usaha bergerak, dan masyarakat mulai menikmati hasilnya.
Inilah bukti bahwa komitmen dan konsistensi bukan teori, melainkan energi yang membuat visi jadi nyata.
Asta Cita mungkin lahir di Jakarta, dari ruang-ruang strategis pemerintahan.
Tapi ruhnya kini berhembus di Takalar di ladang para petani, di warung koperasi desa, di semangat warga
Di sana, visi besar Indonesia menemukan bentuk paling jujurnya: sederhana, gotong royong, dan dijalankan dengan konsistensi.
Dan mungkin, itulah pelajaran paling berharga dari Daeng Manye: bahwa perubahan besar selalu dimulai dari kesungguhan kecil yang dijaga tanpa lelah.
Eksplorasi konten lain dari iniklik
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
