INIKLIK.ID – Pemerintah Kabupaten Takalar menggelar pelantikan besar-besaran terhadap 311 pejabat struktural di Lapangan Upacara Kantor Bupati Takalar, Senin (20/10/2025) sore. Berbeda dari biasanya, acara digelar di ruang terbuka dan disaksikan langsung oleh ribuan masyarakat. Prosesi yang dimulai pukul 16.15 WITA ini dipimpin langsung oleh Bupati Takalar, H. Firdaus Daeng Manye, dan berlangsung hingga menjelang magrib.
Sebanyak 311 pejabat yang dilantik terdiri dari 25 pejabat pimpinan tinggi pratama, 101 administrator, 162 pengawas, dan 23 kepala puskesmas. Selain itu, ada 23 kepala sekolah dan 3 pejabat fungsional yang turut dimutasi meski tidak melalui pelantikan resmi.
Dalam sambutannya, Bupati Firdaus menekankan bahwa pelantikan ini bukan sekadar seremoni, melainkan bagian dari reformasi birokrasi menuju pemerintahan profesional, transparan, dan adaptif. “Dengan amanah dan jabatan baru ini, jangan menginjak rem, tapi tancap gas!” tegasnya. Ia meminta seluruh aparatur sipil negara (ASN) untuk segera menyesuaikan diri, bekerja cepat, dan menunjukkan kinerja terbaik. Bupati juga menekankan pentingnya koordinasi lintas jabatan agar transisi berjalan mulus dan tidak menimbulkan miskomunikasi.
“Bangun sinergi dan komunikasi yang sehat. Segera lakukan serah terima jabatan agar roda pemerintahan tidak terhambat,” pesannya. Firdaus menilai rotasi kali ini adalah langkah strategis untuk mempercepat transformasi birokrasi, bukan sekadar pergeseran posisi.
Satu Camat Perempuan di Tengah 311 Pejabat
Dari ratusan pejabat yang dilantik, perhatian publik tertuju pada Bansuhari Said Daeng Baji, satu-satunya camat perempuan yang kini memimpin Kecamatan Pattallassang. Dalam pernyataannya, Daeng Baji menyampaikan rasa bangga sekaligus tekad memberi kinerja terbaik.
“Ruang ini dulu jarang dibuka untuk perempuan. Tapi hari ini saya berdiri di dalamnya, bukan untuk menuntut tempat, melainkan untuk bekerja dengan hati,” ujarnya. Ia menegaskan dukungannya terhadap visi Takalar Maju dan Berdaya Saing melalui Ekonomi Digital, serta menekankan pentingnya kepemimpinan yang reflektif. “Kepemimpinan bukan tentang siapa yang paling keras bersuara, tapi siapa yang paling setia mendengar. Saya ingin membuktikan bahwa perempuan juga bisa menjadi wajah keteguhan dan ketulusan dalam pelayanan publik.”
Momentum Transformasi ASN
Pelantikan massal ini menjadi momentum awal bagi pasangan kepemimpinan Firdaus Daeng Manye dan Hengky Yasin dalam memperkuat birokrasi yang solid, responsif, dan siap menghadapi tantangan zaman. Pelantikan terbuka menandai paradigma baru pemerintahan daerah: transparan, partisipatif, dan dekat dengan rakyat.
“Kami ingin masyarakat melihat langsung bagaimana aparatur negara diambil sumpahnya. Karena dari sinilah akuntabilitas dimulai,” ujar Daeng Manye menutup sambutannya. Pelantikan di ruang terbuka bukan hanya simbol keterbukaan, tetapi juga eksperimen sosial-politik yang menegaskan akuntabilitas publik. Takalar mengirim pesan bahwa birokrasi bukan lagi ruang tertutup bagi elit, melainkan arena pengabdian yang dapat disaksikan langsung oleh rakyat.
Eksplorasi konten lain dari iniklik
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
