Tingkatkan Program Literasi Digital, Bupati Takalar Lakukan MoU dengan KCI

INIKLIK.ID – Bupati Takalar Ir. H. Mohammad Firdaus Daeng Manye,. MM lakukan Penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemerintah Kabupaten Takalar dengan Kaizen Collaborative Impact (KCI) tentang Program Literasi Digital, di Ruang Rapat Bupati Takalar, Selasa 9 Desember 2025.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Takalar menyampaikan bahwa sekarang kita berada pada zaman digitalisasi, periode di mana semua serba digital. teknologi kecerdasan buatan (AI) berkembang pesat dan semakin terintegrasi dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari dan masyarakat. Sehingga kerjasama ini tentu sangat penting dalam memberikan edukasi pemanfaatan AI di Kabupaten Takalar.

Bacaan Lainnya
Baca Disini  Sekian Tahun Bandara Aroepala Selayar Fakum, Akhirnya Natsir Ali Sukses Ajak Wings Air Kembali Buka Penerbangan

“Kerjasama ini dapat membantu Takalar dalam edukasi pemanfaatan AI, terutama di sektor pendidikan. AI itu seperti orang yang otaknya jenius tapi tidak punya hati. Jadi manusialah yg memanfaatkan secara bijak dan humanis” ujarnya Bupati.

Saat ini semua keperluan menggunakan AI, orang- orang cukup nulis misalnya jenis jenis bumbu lalu AI diperintahkan buat resep menu masakan, maka AI langsung membuatkan resep menu masakan.
Akan tetapi AI tentu juga punya implikasi negatif atau dampak buruk atas ketidaktepatan dalam menggunakan dan memanfaatkan AI.

Baca Disini  Dinas Pendidikan Takalar Klarifikasi Soal Beredarnya Daftar Mutasi Kepala Sekolah

“Dalam penggunaan AI perlu ada upaya mengelola dengan baik, sehingga dampak sosialnya bisa terkendali atau menurut orang KCI tidak menimbulkan bencana sosial yang susah di mitigasi”Ucap Daeng Manye.

Sementara itu, KCI diwakili oleh direktur, Ibu Ismi Putri dalam penjelasannya mengatakan bahwa bentuk kerjasama kita hari dengan Pemerintah Kabupaten Takalar adalah kegiatan edukasi pemanfaatan yang tepat AI dalam pendidikan.

Dijelaskan pula, KCI adalah official partner dari ASIAN Foundation, yang merupakan Bagian dari Google.

“Plagiarisme di Indonesia paling tinggi, itu karena sistem parenting. Diluar Negeri banyak negara yang membatasi penggunaan AI dan sosmed untuk anak anak. Anak anak di luar negeri, diajarkan budaya malu dalam pemanfaatan AI dalam proses belajar secara akademik” Jelasnya.

Baca Disini  Emak-emak Desa Ujung Baji Takalar Dilatih Bikin Sabun dan Lulur dari Rumput Laut

AI memang banyak manfaatnya tetapi kita harus bijak dalam menggunakan, olehnya itu perlu ada pengawasan bagi anak didik kita dalam penggunaan AI agar tidak menimbulkan hal-hal negatif.

Penandatangan disaksikan langsung oleh Sekda Takalar dan semua pimpinan OPD dan beberapa perwakilan kepala sekolah.

Loading


Eksplorasi konten lain dari iniklik

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan